Dilapangan pertandingan bola volly sore itu,Tak sengaja bertemu sebagai penonton. Tak ada sesuatu yang spesial,
Penonton berteriak mendukung kandidat-nya masing-masing Kebetulan kita berdiri berseberangan lapangan, dengan jarak tidak terlalu jauh.
Entah kenapa, Kamu pencuri perhatianku dengan melempar senyum-MU
Di tengah keributan penonton Kau melambaikan tanganmu. Aku hanya tersenyum simpul, melihat tingkahmu, Ketika pertandingan usai
Kamupun pergi begitu saja, bersama penonton yang lain. Pada senjah berikutnya, Aku datang lagi dilapangan yang sama.
Berharap bisa berjumpa lagi Untuk menghilangkan rasa penasaranku. Tentang dirinya, nama, alamat,asal dan, Namun, Tidak ada yang berbeda sore itu,
Aku bertanya pada sahabatku, Siapakah lelaki kemarin sore itu Ohhh,,,
Dia anak kampung sebelah Kampung mana tanya-ku penasaran Kampung Alguru,,, jawabannya seraya pergi
Hadirmu saat itu tidak pernah kuharapkan, Tetapi pergimu meninggalkan rasa rindu yang menyiksa Pesonamu sangat kuat di benakku,
Senyum dan lambaian tangan itu, selalu terngiang dalam ingatanku Membuatku tenggelam dalam imajinasiku sendiri
Aku bertanya kepada angin sore yang kebetulan lewat, Dimana dia saat ini,
Dia sedang berada di garda terdepan saat ini, sahutnya Sedang mempersiapkan pasukannya, mempersiapkan taktiknya,
Membangun serangan, untuk mengusir kolonial dari tanah leluhur, di atas tulang belulang,
Angin senjah,...
Aku titip rindu untuknya,doa dan harapanku,, Sampaikan, setiap tarikan nafasnya adalah milikku Akan kubangun Mesbah doa untuknya
Di ujung tebing ini,
Ku gantungkan rinduku Ambillah saat kau pulang kembali Melewati jalan yang kau pilih Bersama mata hari di ujung senjah
Akan kunanti hadirmu selaluh, Meski menua dan putih rambutku,
Persembahan untuk para Perajurit mudah dan Ilustrasi Gemuruh Peluruh di Kenyam.
Ndugama, 16 Juni 2020
Karya DOLIA. UBR